JAM

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Senin, 03 Oktober 2011

Kemana Arah Mahasiswa??




Mahasiswa sebagai masyarakat ilmiah yang katanya mempunyai jargon sebagai “ agent of chage”  dan “ agent of social control”, apakah benar sudah melakukan tanggung jawabnya dengan gelar yang disandangnya yaitu:  Mahasiswa?
Tetapi jargon tersebut semakin hari semakin menjadi mitos saja. Mahasiswa yang notabennya masyarakat yang ilmiah, cenderung menutup diri (eksklusif) kepada masyarakat. Kebanyakan dari mereka hanya mau belajar untuk urusan akademik. Ya, akademik memanglah penting untuk bekal kita seusai kita lulus dari perguruan tinggi dan kita tidak lagi menyandang status mahasiswa. Akan tetapi ketika kita hanya memikirkan akademik tanpa belajar bersosial, mau jadi apa kita seusai lulus? Kita akan kembali ke masyarakat. Itulah hal yang sebenarnya harus dipersiapkan.
Apalagi di era globalisasi, mahasiswa cenderung bersikap hedon, tidak mau tahu urusan orang, “yang penting aku bisa kuliah dan senang”. Kuliah asal masuk,selesai kuliah duduk memandang laptop, atau nongkrong dengan teman dan yang dibicarakan “nanti kita hang out kemana?”. Jargon tersebut memang benar “agen perubahan” tetapi berubah ke arah mana? Menjadi lebih baik atau lebih buruk?
Kalau kita ingat diawal kita kuliah diajari “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang isinya Belajar, Meneliti dan Mengabdi, kita akan tahu tanggung jawab kita sebagai mahasiswa. Belajar, kita sudah belajar di kampus sejak semester pertama dengan sistem SKS yang telah kita ambil. Apakah sebatas kita belajar dikampus? Tentulah sangat kurang ketika kita hanya mengandalkan belajar dikampus. Meneliti, apakah hanya sekedar kita membuat skripsi,mencari dan mengidentifikasi masalah, ditulis menjadi skripsi dan berakhir ditumpukan rak perpustakaan? Pernahkah kita menganalisa tentang negara kita?atau sekedar memikirkan  mengapa ayah dan ibu kita mengeluh semua kebutuhan hidup mahal?. Mengabdi, kita kan mengabdi saat PPL dan KKN, apakah hanya sekedar itu? Tentu saja tidak! Kita akan mengabdi lebih dari itu.
Tentulah sangat diharapkan peran mahasiswa dalam menjawab keruwetan di negeri ini. Jika kemerdekaan Indonesia dulu digagas para muda intelektual yang disebut mahasiswa. Era reformasi, penurunan presiden terlama,Suharto, juga ada campur tangan mahasiswa. Mengapa mahasiswa saat ini belum menunjukkan performa menjadi agent of change, apalagi agent of social control. Ketika mahasiswa hanya disibukkan dengan masalah akademis dan dipecah-pecah dengan hobi masing-masing di dalam pusaran kampus. Sampai kapan jargon itu akan menjadi suatu yang nyata? hanya mahasiswalah yang mampu menjawab semuanya. Apakah “agen of change dan agen of social control “ menjadi suatu kenyataan atau hanya sekedar mitos belaka.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates